dan, selesai.Selamat jalan
Ku pergi duluan
Kau kan menyusul kan
Jangan lama-lama
Bukan bukan ku tak ingat
Semua kan kubawa
Berat di pundak
Ini lagu terakhirku
hormat kepada anginHormat kepada angin
Datang membawa musim
Dingin lalu diambil
Ia pergi
Timur meniup bisu
Bahwa aku tak mampu
Buat lagi kau senyum
Kau menjauh
menangis di jalan pulangLagu dan serapah terdengar di mobilmu
Saling mencekik mencerna kata makian
Jangan jangan ucap kata itu lagi
Jangan lupa kita saling mencintai
Dan Senayan menjadi saksi
Bodoh dan sayang hancur lebur kita terjadi
Kita menangis di perjalanan pulang
Mencari jalan tak pernah sampai tujuan
RumpangPagi tadi aku masih menangis
Ada rasa yang tak kunjung mati
Ada seseorang di atasku
Menahan semua rasa malu
Sempat ku berpikir masih bermimpi
24/7 tanpa henti
Matahari dan bulan saksinya
sebuah tarian yang tak kunjung selesaiSeperti sebuah tarian
Yang tak kunjung selesai
Walau lagu tak lagi terdengar
Sudah lama kau tak rela
Kadang aku bertanya
Untuk apa masih saja
Keras paksa apa yang sudah mati dari lama
Kudengar namamu
Semua Aku Dirayakan“Terima kasih,” katanya
semua aku dirayakan
“Jangan menangis,”
ku dibuai sampai tenang
Diciumnya api marahku
Ternyata kacau bisa luluh
“Jangan menangis”
seperti takdir kita yang tulisKu ingat lagi di kamar ini
Kita bermimpi akan menjadi
Angan tak pasti kicau berani
Seperti takdir kita yang tulis
Hm hm
Apakah masih kau simpan perih
Aku mengerti aku mengerti
Perihal maaf jangan kau beri
SoraiLangit dan laut saling membantu
Mencipta awan hujan pun turun
Ketika dunia saling membantu
Lihat cinta mana yang tak jadi satu
Kau memang manusia sedikit kata
Bolehkah aku yang berbicara
Kau memang manusia tak kasat rasa
Biar aku yang mengemban cinta